Anak Yang Tabah

Selasa, 04 Juni 2013
0 komentar
Anak Yang Tabah


            Pada suatu hari di suatu daerah terpencil kota Jakarta hidup seorang bocah berumur 5 tahun. Dia merupakan bocah yang penyendiri yang cukup cerdik dan supel untuk anak seumurannya. Dia memiliki seorang ayah yang boleh dikatakan memiliki watak yang keras. Setiap hari, boleh dikatakan bahwa anak tersebut memiliki daya juang yang besar terhadap kehidupan sosial disekitar rumahnya. Biarpun dia masih kecil, dia selalu mengutamakan kehidupan yang bermasyarakat dibandingkan kehidupan pribadinya. Hal ini dikarenakan didikan ayahnya yang disiplin dan tegas sehingga membuat kepribadian anak tersebut seperti sekarang ini.

            Pada suatu ketika, terjadi bencana yang menimpa si anak tersebut, yaitu kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kaki sang anak menjadi pincang. Sang ayah yang melihat kejadian tersebut seakan tidak percaya bahwa anaknya lah yang terkena musibah tersebut. Kejadian ini bermula ketika sang anak tersebut sedang melakukan kerja bakti yang dilakukan warga sekitar. Saat sedang asik memotong rumput di pinggir jalan, dia melihat seorang nenek yang hendak menyeberang jalan, namun tidak bisa menyeberang. Akhirnya sang anak berinisiatif menolong sang nenek yang kesusahan menyeberang. Namun nasib berkata lain bagi anak tersebut, pada saat dia hendak menolong sang nenek, dari arah berlawanan datang sebuah mobil ugal – ugalan yang  langsung menyambar si anak tersebut. Sang anak pun langsung terkujur lemas di pinggir jalan, warga yang melihat tersebut pun sigap langsung mengejar pelaku yang hendak kabur.

            Setelah kejadian tersebut, sang anak dibawa kerumah sakit untuk diobati. Sang ayah yang melihat kejadian tersebut pun tak pelak nangis. Namun sang anak yang melihat ayahnya nangis pun tak tega dan menenangkan ayahnya agar tabah dan ikhlas melihat kondisinya tersebut. Akhirnya sang ayah pun tidak menangis lagi karena ketabahan anaknya dalam menghadapi cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. 
Baca selengkapnya »

Sejarah Perkembangan Komputer

Sabtu, 01 Juni 2013
0 komentar
Komputer sebagai alat hitung ternyata sudah digunakan manusia sejak dulu. Sejalan dengan pemikiran manusia komputerpun semakin sempurna dari bentuk sampai kemampuannya. Perkembangan ini secara umum dibagi menjadi 2 masa, yaitu:

Komputer Generasi Pertama (1946 – 1959)

Komputer generasi pertama lazimnya digunakan khususnya untuk tujuan saintifik. Oleh kerana ukurannya yang amat besar, ketidaktepatan pemprosesan data dan harganya yang tinggi, ramai yang menganggap bahawa komputer akan kekal sebagai suatu alat yang digunakan untuk tujuan yang saintifik saja, bukan untuk kegunaan umum.

Komputer-komputer generasi pertama menggunakan tiub-tiub vakum untuk memproses dan menyimpan maklumat. Tiub vakum berukuran seperti mentol lampu kecil. Ia menjadi cepat panas dan mudah terbakar. Beribu-ribu tiub vakum diperlukan pada satu masa supaya setiap yang terbakar tidak menjejaskan operasi keseluruhan komputer. Komputer juga menggunakan tenaga elektrik yang banyak sehingga kadang-kadang menyebabkan gangguan pada kawasan sekelilingnya.


Komputer generasi pertama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Komponen yang dipergunakannya adalah tabung hampa udara (Vacum tube) untuk sirkuitnya.
Program hanya dapat dibuat dengan bahasa mesin : Assembler.
Ukuran fisik komputer besar, memerlukan ruangan yang luas.
Cepat panas.
Proses kurang cepat.
Kapasitas penyimpanan kecil.
Memerlukan dya listrik yang besar.
Orientasi pada aplikasi bisnis.

Yang termasuk komputer generasi pertama antara lain :

UNIVAC II (pabrik pembuatnya Sperry Rand – Univac)
Datamatic 1000 (pabrik pembuatnya Honeywell)
Mark II, Mark III, IBM 702, IBM 704, IBM 709 (pabrik pembuatnya International Business Machine)
CRC, NCR 102A, NCR 102D (pabrik pembuatnya National Cash Register)
BIZMAC I, BIZMAC II (pabrik pembuatnya RCA)

Komputer Generasi Kedua (1959 – 1964)

Generasi kedua komputer menggunakan komponen-komponen transistor untuk pusat prosesing unit dan inti magnetik untuk memori. Daya ketahanan transistor didapati lebih baik kerana ia tidak mudah terbakar jika dibandingkan dengan tiub vakum. Channel data muncul di generasi ini, sejalan dengan fitur khusus untuk meningkatkan kecepatan CPU. Cara baru menyimpan ingatan juga diperkenalkan yaitu teras magnetik. Teras magnetik menggunakan besi-besi halus yang dililit oleh litaran elektrik. Keupayaan pemprosesan dan ingatan utama komputer juga bertambah. Ini menjadi komputer lebih pantas menjalankan tugasnya. Komputer pada awalnya digunakan sistem komersial on-line yang melibatkan komunikasi dan untuk sistem pembagian waktu, dimana pengguna diberikan kemampuan hitungan yang menarik melalui terminal.


Komputer generasi kedua mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Sirkutinya berupa transistor.
Program dapat dibuat dengan bahasa tingkat tinggi (high level language), seperti FORTRAN, COBOL, ALGOL.
Kapasitas memori utama sudah cukup besar.

Ukuran fisik komputer lebih kecil dibandingkan komputer generasi pertama.

Proses operasi sudah cepat.

Membutuhkan lebih sedikit daya listrik.

Berorientasi pada bisnis dan teknik.


Komputer generasi kedua diantaranya adalah :

UNIVAC III, UNIVAC SS80, UNIVAC SS90, UNIVAC 1107 9pabrik pembuatnya Sperry Rand-UNIVAC)
Burrouhgs 200 (pabrik pembuatnya Burroughs)
IBM 7070, IBM 7080, IBM 1400, IBM 1600
 NCR 300 (pabrik pembuatnya National Cash Register)
Honeywell 400, Honeywell 800
CDC 1604, CDC 160A (pabrik pembuatnya Control Data Corporation)
GE 635, GE 645, GE 200 (pabrik pembuatnya General Electric)

Komputer Generasi Ketiga (1964 – 1970)

Generasi ketiga perangkat keras komputer dikarakteristikan dengan lebih banyaknya sirkuit monolitik dan miniaturisasi (banyaknya komponen elektronik pada chip) untuk pusat prosesing unit. Intergrated Circuit (lebih dikenali sebagai IC) merupakan satu rangkaian litar elektronik lengkap dalam satu cip silikon yang kecil. Ia mula digunakan pada tahun 1965. Satu IC mampu menggantikan satu papan litar yang penuh dipasang dengan transistor-transistor, di mana IC tersebut lebih kecil bentuknya daripada transistor tersebut. Banyak fitur CPU untuk meningkatkan pekerjaan ditambahkan dalam generasi ini. Mesin generasi ke tiga membuatnya lebih mudah untuk meningkatkan aplikasi on-line yang membutuhkan kemampuan telekomunikasi.

Jenis terkecil dalam famili komputer, yaitu mikrokomputer muncul dalam generasi ini. Mikrokomputer menjadi lebih cepat popular seperti jenama Apple II, IBM PC, NEC PC dan Sinclair. Mikrokomputer didapati amat praktikal kepada semua peringkat masyarakat kerana bentuknya lebih kecil, harga yang murah dan kemampuannya yang cukup hebat. Sebuah mikrokomputer berupaya mengatasi komputer ENIAC dalam menjalankan sesuatu tugas. Banyak bahasa pemrograman muncul seperti BASIC, Pascal dan PL/1. Kebanyakan mikrokomputer dibekalkan dengan bahasa secara bina-dalam di dalam cip ROM untuk membolehkan bahasa BASIC digunakan. Ini menjadikan BASIC bahasa pemrograman yang paling popular pada mikrokomputer.


Komputer generasi ketiga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Komponen yang digunakan adalah IC (Integrated Circuits).
Peningkatan dari softwarenya.
Pemrosesan lebh cepat.
 Kapasitas memori lebih besar.
Penggunaan listrik lebih hemat.
Bentuk fisik lebih kecil.
Harga semakin murah.

Komputer generasi ketiga diantaranya adalah :

UNIVAC 1109, UNIVAC 9000
Burroughs 5700, Burroughs 6700, Burroughs 7700
GE 600, GE 235
CDC 3000, CDC 6000, CDC 7000
PDP-8, PDP-11 (pabrik pembuatnya Digital Equipment Corporation)

Komputer Generasi keempat (1970 – 1990)

Generasi komputer ke empat dikarakteristikan dengan memori semikonduktor yang cepat, ukuran kecil, dan kebutuhan tenaga yang lebih kecil. Karena setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas: mengecilkan ukuran sirkuit dan komponenkomponen elektrik. Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen dalam sebuah chip. Pada tahun 1980-an, Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan komponen dalam sebuah chip tunggal. Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer.

Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik. Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap perangkat rumah tangga seperti microwave oven, televisi, dn mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi dengan mikroprosesor. Perkembangan yang demikian memungkinkan orang-orang biasa untuk menggunakan komputer biasa. Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaan-perusahaan besar atau lembaga pemerintah. Pada pertengahan tahun 1970-an, perakit komputer menawarkan produk komputer mereka ke masyarakat umum. Komputer-komputer ini, yang disebut minikomputer, dijual dengan paket piranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam. Piranti lunak yang paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet.


Komputer generasi keempat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

§ Menggunakan Large Scale Integration (LSI).

§ Dikembangkan komputer mikro yang menggunakan micro processor dan semiconductor yang berbentuk chip untuk memori komputer.


Komputer generasi keempat diantaranya adalah :

IBM 370
Apple II
IBM PC/XT, IBM PC/AT, IBM PS/2, IBM PC/386, IBM PC/486
IBM Pentium II

Komputer Generasi kelima (sejak 1990 an)

Generasi kelima dalam siri evolusi komputer mungkin belum terwujud dan ia merupakan komputer impian masa depan. Bentuk komputer generasi kelima adalah lebih kompleks yang nantinya diharapkan mempunyai lebih banyak unit pemproses yang berfungsi serentak untuk menyelesaikan lebih daripada satu tugas dalam satu masa.

Komputer generasi ini juga mempunyai ingatan yang amat besar supaya membolehkannya menyelesaikan lebih banyak masalah yang kompleks. Unit pemprosesan pusat juga mungkin boleh berfungsi kepada paras seperti otak manusia. Komputer impian ini dijangka mempunyai kepandaian tersendiri, mengesan keadaan sekeliling melalui pengelihatan dan bijak mengambil sesuatu keputusan bebas daripada kawalan manusia. Sifat luar biasa ini disebut sebagai “artificial intelligence”.

Komputer generasi kelima sedang dalam pengembangan. Komponen yang digunakan adalah VLSI (Very Large Scale Integration). Komputer pada generasi ini akan dikembangkan komputer yang dapat menterjemahkan bahasa manusia, bercakap-cakap dengan manusia, dapat melakukan diagnosa penyakit yang lebih akurat, dsb.

sumber :http://mohabi.wordpress.com/2008/01/12/sejarah-perkembangan-komputer/
Baca selengkapnya »

Sejarah Layang - layang

0 komentar
Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari China sekitar 2500 SM. Diperkirakan dari China, layang-layang mulai disebarluaskan ke negara Asia lain seperti Korea, Jepang, Indonesia dan India. Bahkan, permainanlayang-layang menyebar ke Barat hingga kemudian populer di Eropa.

    Di Asia, layang-layang kerap kali berkaitan dengan upacara keagamaan atau kepentingan agama. Banyak layang-layang dari RRC dibuat berwujud naga dari cerita rakyat. Bentuk tradisional lainnya seperti burung, kupu-kupu, bahkan kelabang. Di Malaysia, menerbangkan layang-layang di atas rumah pada malam hari dipercaya dapat menjauhkan roh jahat. Di Korea, nama bayi yang baru lahir sering dituliskan pada layang-layang, lalu diterbangkan dan dibiarkan terlepas sendiri. Sementara di Jepang menerbangkan layang-layang merupakan kegiatan sosial. Para penduduk desa bersama-sama membangun sebuah layang-layang yang sangat besar. Layang-layang ini berukuran 120 yard persegi, dan dapat diterbangkan hanya pada acara festival saja karena dibutuhkan seluruh penduduk kampung tersebut untuk menaikkannya.

    Di Eropa, layang-layang menjadi permainan anak-anak, namun hal ini tidak menarik perhatian yang serius sampai abad ke XVIII. Pada tahun 1749 seorang ilmuwan Scotlandia bernama Alexander Wilson menggunakan beberapa rangkaian layang-layang untuk mengukur temperatur udara pada ketinggian yang berbeda. Tiga tahun kemudian, dalam tahun 1752, Benjamin Franklin melakukan percobaannya yang terkenal untuk membuktikan bahwa petir itu adalah listrik. Layang-layang dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan kite, nama 'kite' sendiri dalam bahasa Inggris diambil dari nama burung pemangsa yang anggun dan lemah gemulai kepak sayapnya saat terbang. 

Sementara di sejumlah daerah di Indonesia, fungsi layang-layang berbeda-beda. Di beberapa daerah, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat dengan serat rotan.Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga pula, beberapa bentuk layang-layang tradisional Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun. Selain itu, beberapa daerah di Bali, sama seperti Jepang, juga menerbangkan layang-layang sebagai kegiatan sosial. Para penduduk desa bersama-sama membangun sebuah layang-layang yang sangat besar dan menerbangkannya beramai-ramai.

    Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layangyang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu, dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar. Penemuan sebuah lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layang-layang menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan Nusantara. Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di China dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layangadalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan. 

Museum Layangan di Indonesia

Bagi Anda yang ingin mengenang masa kecil yang indah ketika bermain layang-layang di tanah lapang, sebaiknya Anda mengunjungi Museum Layangan Indonesia. Museum ini adalah museum layangan ketiga di dunia setelah China dan Malaysia. Tempatnya tidak terlalu besar, tetapi di sana terdapat ratusan layangan koleksi khas Indonesia juga dari berbagai negara seperti Malaysia, Cina, dan Jepang.

Mata Anda akan dimanjakan dengan aneka ragam bentuk dan ukuran layangan. Ukurannya mulai dari yang terkecil, yaitu dua ruas jari tangan dewasa hingga yang terbesar sepanjang 25 meter. Bahan-bahan yang dipakai juga bermacam-macam, ada yang terbuat dari kertas, bulu, kain, anyaman, dan daun. Setiap layangan memiliki bentuk yang unik. Ada layangan yang berbentuk capung, delman berikut kudanya, naga, dan ikan, bahkan berbentuk Harry Potter.

Museum ini dibuka sejak 21 Maret 2003. Terletak di Jl. H. Kamang No.38 Pondok Labu, Jakarta. Pemiliknya adalah Endang W Puspoyo, seorang kolektor layangan. Beliau juga seorang pakar kecantikan yang telah menekuni dunia layangan sejak tahun 1985.

Jika ingin masuk Museum Layang-Layang ini, Anda akan dikenakan biaya sebesar sepuluh ribu rupiah. Dengan HTM ini, Anda dapat menonton video mengenai sejarah layangan dan kegiatan festival layangan, baik di dalam ataupun di luar negeri. Kemudian, Anda dapat mengelilingi museum sepuasnya. Dengan membayar beberapa rupiah lagi, Anda dapat membuat layangan. Anda akan diajak merakit, menghias, dan mewarnai layangan dengan alat dan bahan yang telah disediakan pihak museum.

sumber :http://formuna.wordpress.com/2012/11/01/layang-layang-berasal-dari-pulau-muna/
http://warnetjualanonline.blogspot.com/2012/10/sejarah-dan-asal-muasal-layang-layang.html
Baca selengkapnya »

Sejarah Nama Indonesia

0 komentar
Sejak zaman kuno, wilayah kepulauan antara Indocina dan Australia telah dikenal oleh banyak bangsa di dunia dengan berbagai nama. Orang-orang Yunani menyebut kepulauan-kepulauan ini dengan nama Aurea Chersonnesus. Catatan dari Tionghoa menyebut tanah air kita dengan nama Nan Hai. Bangsa India menyebutnya dengan nama Dwipantra yang berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya kepulauan tanah seberang. Para saudagar dan ahli-ahli geografi dari bangsa Arab pernah menulis tentang wilayah kepulauan ini dan mereka menyebutnya dengan nama Zabaq atau Sribuza, wilayah tersebut tidak lain adalah kerajaan Sriwijaya yang menguasai hampir seluruh Nusantara. Sementara itu pada masa penjajahan Belanda, kepulauan Nusantara mempunyai nama resmi yaitu Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda).

Pada masa Kerajaan Majapahit, pulau-pulau diluar Jawa sering disebut dengan nama Nusantara. Istilah Nusantara dapat ditemukan pada kitab Paraton, yaitu sebuah naskah kuno peninggalan Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19. Kata Nusantara sendiri dapat diartikan sebagai serangkaian pulau-pulau yang saling berhubungan.

Nama Indonesia

Tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel “On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations.” Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas, a distinctive name, sebab nama Hindia Tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama, Indunesia atau Malayunesia, nesos, dalam bahasa Yunani berarti Pulau. Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis, “… the inhabitants of the Indian Archipelago or malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.”

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia, Kepulauan Melayu, daripada Indunesia atau Kepulauan Hindia, sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia. Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago, Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan ini, sebab istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan, “Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia , which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago.” Ketika mengusulkan nama Indonesia agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!

Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918.

Putra pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.

Masa Kebangkitan Nasional: Makna politis
Pada dasawarsa 1920-an, nama Indonesia yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama Indonesia akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu. Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda, yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging, berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Dalam satu tulisannya Bung Hatta menegaskan, “Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut Hindia Belanda. Juga tidak Hindia saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.“

Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij).

Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama Indonesia. Akhirnya nama Indonesia dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda. Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad, Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardji Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch- Indie”. Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah namun masukkanya Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 membuat Hindia Belanda ‘lenyap’ dan pada akhirnya tergantikan dengan Republik Indonesia.

Sumber: http://www.terindikasi.com/2012/05/asal-usul-nama-indonesia.html#ixzz2UxCtgsRf
http://absolutelyindonesia.com/sejarah-asal-usul-namaindonesia/
Baca selengkapnya »
 

Categories

About

Followers

About Us

free counters

© 2010 phxsius_jar Design by Dzignine
In Collaboration with Edde SandsPingLebanese Girls